Bramahjala sutta
demikianlah pada suatu waktu yang lampau, ketika berakhirnya suatu
massa yang lama sekali, bumi ini mulai berevolusi dalam pembentukan,
ketika hal ini terjadi alam brahma kelihatan dan masih kosong. ada
makhluk dari alam dewa Abhassara yang masih hidup atau pahala karmanya
baik untuk hidup dialam itu telah habis. ia meninggal dari alam
abhassara itu dan terlahir dialam brahma. disini, ia hidup ditunjang
oleh pula kekuatan pikiranya diliputi kegiuran, dengan tubuh yang
bercahaya dan melayang-layang diangkasa, hidup diliputi kemegahan, ia
hidup demikian dengan masa yang lama sekali.
karena terlalu lama hidup sendirian di situ, maka dalam dirinya
munculah ketidak puasan, juga muncul suatu keinginan," oh, semoga ada
makhluk lain yang datang dan hidup bersama saya di sini."
pada saat itu ada makhluk lain yang disebabkan oleh massa usianya atau
pahala karmanya telah habis, mereka meninggalkan alam abhassara dan
terlahir kembali dialam brahma sebagai pengikutnya. tetapi banyak hal
yang sama dengan dia. Para bhikku, berdasarkan itu, maka makhluk
pertama yang terlahir di alam brahma berpendapat," saya brahma, maha
brahma, maha agung, maha kuasa, maha tahu, penguasa, tuan dari semua,
pembuat, pencipta, maha tinggi, penentu tempat bagi semua makhluk, asal
mula kehidupan, Bapa dari ada yang telah ada dan yang akan ada. semua
makhluk adalah ciptaanku." mengapa demikian, baru saja saya berpikir,
semoga mereka datang dan berdasarkan pada keinginanku itu maka makhluk2
itu muncul.
makhluk2 itu pun berpikir," dia brahma, maha brahma, maha agung, maha
kuasa, maha tahu, penguasa, tuan dari semua pembuat, pencipta, maha
tinggi, penentu tempat bagi semua mahkluk, asal mula kehidupan, bapa
yang ada dan yang akan ada, kita semua adalah ciptaanya. mengapa ?
setahu kita, dialah yang dulu berada disini sedangkan kita muncul
sesudahnya."
para bhikkhu, dalam hal ini makhluk yang pertama yang di situ memiliki
usia yang lebih panjang, lebih mulia, lebih berkuasa dari makhluk2 yang
datang sesudahnya. para bhikkhu, selanjutnya ada beberapa mahkluk yang
meninggal di alam tersebut dan lahir ke alam bumi. setelah berada
dibumi ia meninggalkan kehidupan berumah tangga dan menjadi pertapa.
maka dengan semangat, tekad, waspada dan kesungguhan meditasi,
pikiranya terpusat, batinya menjadi tenang, dan memiliki kemampuan
untuk mengingat kembali 1 kehidupan yang lampau, tetapi tak lebih dari
itu.
mereka berkata," dia brahma, maha brahma, maha agung, maha kuasa,
pengiuasa, tuan dari semua, pembuat, pencipta, maha tinggi, penentu
tempat bagi semua mahkluk, asal mula kehidupan, Bapa dari yang ada dan
yang telah ada, dialah yang menciptakan kami, ia akan tetap kekal
selamanya.
tetapi kamu yang diciptakan akan datang kesini dan tidak kekal, berubah dan memiliki usia yang terbatas."
dalam Anguttara Nikaya, Sang Buddha menjelaskan bahwa, ada 3 pandangan
berbeda yang dianut oleh masyarakat luas pada masa kehhidupanNYa. salah
satu diantaranya adalah :pandangan behwa, baik kebahagiaan maupun
penderitaan kedua-duanya semata mata berasal dari Tuhan Pencipta (
Issaranimmanahetu ). menurut pandangan itu, kita tidak lebih karya
seorg Tuhan pencipta dan sbg konsekuensinya, seluruh nasib dan takdir
kita ( yang sudah ia tentukan jauh-jauh hari ) bergantung mutlak pada
kehendaknya yg absolut. dalam pandangan ini manusia bisa dikatakan
tidak punya kebebasan untuk menentukan( memiliki ) kebebasan sedikitpun
atas nasib dan takdirnya sendiri.
terhadap pandangan ini Sakyamuni Buddha mengatakan,"
jadi, karena ciptaan seorg Tuhan yang maha tinggi, maka manusia akan
menjadi pembunuh, pencuri, penjahat, pembohong, pemfitnah, pembual,
pencemburu, pendendam dan orang keras kepala. oleh sebab itu, bagi
mereka yang berpandangan bahwa segala sesuatu adalah ciptaan seorg
Tuhan, maka mereka tidak akan lagi mempunyai keinginan, ikhtiar ataupun
keperluan untuk melakukan suatu perubahan, ataupun untuk menghindari
dari perbuatan lain ( majjhima nikaya ii, sutta no. 101 )
dalam devadata sutta, Sang Buddha mengatakan. oh para bhkkhu, bila
semua makhluk mengalami susah dan senang semata mata atas kehendak
seorg TUHAN pencipta, maka bisa dikatakan para petapa yang tidak
berpakaian ini telah pula diciptakan oelh seorg Tuhan yg keji/kejam (
papakena issarena ), karena mereka mengalami penderitaan yang luar
biasa.
dalam kevaddha sutta, digambarkan percakapan seorg bhikkhu dgn maha
brahma atau sang pencipta tersebut. alasan sang bhikku pergi menemui
maha brahma karena ingin menanyakan sesuatu kepadanya. ketika ditanya,
kemanakah ke-4 elemen dasar ( tanah, air, api dan udara ) itu akan
berakhir musnah ? sang brahma yg tidak mengetahui, jawabnya berusaha
mengelak dgn terus menerus mengelaknya," akulah brahma, maha brahma,
tuhan tertinggi, yang tak terkalahkan, yang utama, yang menang, Sang
Penguasa, Ayah dari semua mahkluk yg telah ada atau yang ada,"
namun setelah didesak sebanyak 3 kali berturut-turut untuk memberikan
jawaban yang relavan, maha brahma akhirnya berterus terang bahwa ia
tidak mengetahui sama sekali. nasehat kepada sang bhkkhu adalah,"
berbaliklah, oh saudaraku, setelah kau menghampiri Sang Buddha,
tanyakanlah pertanyaan itu kepadaNya, dan setelah Sang Buddha
memberikan penjelasan, percayalah KepadaNya.
Sang Buddha juga mengatakan Bahwa Sang Brahma yg selalu mengklaim
dirinya adalah kekal namun suatu saat bila pahalanya telah habis diapun
akan jatuh kealam sengsara. karena Brahma mempunyai umur 1 ashankheyya
kappa
dalam bhuridatta jataka ( no. 543 ) Sang Bodhisatva dalam 1 kisah
kehidupan lampau Sidharta Goutama tersebut mempertanyakan, apakah ada
rasa keadailan yang dapat diberikan oleh Tuhan Pencipta tersebut
diatas. katanya, bila Sang Pencipta seluruh dunia dan semua makhluk
hidup didalamnya, yg dipanggil dgn sebutan Tuhan, benar2 adalah TUHAN,
mengapa ia mendatangkan penderitaan bukan kedamaian? bila Sang Pencipta
seluruh dunia dan semua makhluk hidup didalamnya ini
yang dipanggil sebutan Tuhan, benar2 adalah Tuhan, mengapa terjadi
penipuan, kebohongan dan kebodohan? dan mengapa ia menciptakan ketidak
adilan ?
bila Sang Pencipta seluruh dunia dan semua makhluk hidup didalamnya
ini, yang dipanggil dgn sebutan Tuhan, benar2 adalah Tuhan, maka ia
adalah RAJA KEJAHATAN, karena walaupun ia tahu apa yang benar ia
membiarkan yang salah terjadi
terakhir, dalam mahabodhi jataka ( no.528 ) setelah menolak teori ttg
Tuhan Pencipta, Sang Bodhisatva dalam kisah mengatakan, bila ada Sang
Kuasa yg dapat mendatangkan bagi setiap makhluk Ciptaan-Nya kebahagia
ataupun penderitaan, perbuatan baik maupun jahat, maka yang Maha Kuasa
itu diliputi dosa, sedangkan manusia hanya menjalankan perintah-Nya
saja.
bisa dikatakan yang menciptakan langit dan bumi ini dan isinya adalah
Tuhan yang tdk sempurna yg tidak maha adil tahu tapi tdk peduli, ada yg
jahat ada yg baik, ada yg kaya ada yg miskin, ada yg tanpan ada yg
jelek ada yg cacat ada yg tidak cacat dsbnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar