Sandal Jepit Harus Rutin Dicuci
Share Artikel ini melalui:
Diterbitkan pada tanggal 29 - 08 - 2012 |
Diterbitkan pada tanggal 29 - 08 - 2012 |
Doktersehat.com
– Sandal jepit mungkin sudah menjadi sahabat terdekat Anda untuk
berjalan-jalan dan merupakan alas kaki yang nyaman untuk dipakai dalam
keadaan santai.
Tetapi pernahkah terpikir untuk mencuci
sandal jepit Anda? Padahal, setelah sehari-hari sandal jepit diajak
“mencium” aspal, Anda bisa membayangkan apa saja yang telah menempel di
sol maupun permukaannya. Dari permukaannya yang sudah mulai dekil saja
Anda sudah tahu jawabannya.
“Ketika berjalan di jalanan dengan alas
kaki seperti sandal jepit, kaki Anda bisa terpapar berbagai kotoran,
dari kotoran manusia seperti muntahan, dahak, atau tinja binatang, yang
pasti mengandung mikrobakteri, dan berbagai kotoran lain seperti makanan
atau cairan yang sudah tergodok panas matahari,” ujar Philip Tierno,
PhD, direktur bidang mikrobiologi dan imunologi klinis di New York
University Langone Medical Center, dan penulis buku Secret Life of
Germs.
Menurutnya, ada berbagai jenis kuman dan
bakteri yang bisa Anda temukan di jalanan, seperti norovirus, staph
aureus, beberapa tipe streptococcus, E. coli, dan jenis yang kebal dari
obat-obatan seperti Pseudomonas, Klebsiella pneumonia, MRSA. “Panasnya
udara musim panas bisa bertindak seperti inkubator,” katanya.
Berbagai kuman dan bakteri tersebut bisa
berpindah tempat ketika Anda memungut sandal jepit dan memasukkannya ke
kantong kresek untuk menggantinya dengan high heels Anda. Nah, tak usah
dibayangkan lagi bila kaki Anda sedang lecet atau terluka. Kuman dan
bakteri pasti lebih leluasa menerobos masuk ke dalam kaki.
Saat memasukkan sandal jepit ke dalam
kantong kresek, jangan lupa mencuci tangan dengan bersih setelahnya.
“Karena Anda sudah terpapar sesuatu yang lebih buruk, yaitu organisme,
ke tangan Anda,” jelas Tierna. Ia menambahkan, 80 persen dari penyakit
menular ditularkan melalui sentuhan langsung maupun tak langsung,
seperti ketika Anda mencium, atau memungut sepatu yang kotor, kemudian
menyentuh mata, hidung, atau mulut.
Paparan kuman atau bakteri ini memang
tak akan membunuh Anda, tapi paling tidak akan menyebabkan gangguan
kesehatan seperti keracunan makanan, diare, atau iritasi mata (bila Anda
mengucek mata). Lagipula, kulit kita sebenarnya dirancang untuk
melindungi diri dari terinfeksi kuman, demikian menurut Jeannette Graf,
MD, profesor klinis bidang dermatologi di Mount Sinai Medical Center in
Manhattan. Kapalan pada kulit, yang terbentuk akibat lapisan kulit mati,
justru menjadi pertahanan tubuh terdepan.
“Kulit kita membentuk peptida antimikroba yang melawan bakteri dan virus, serta banyak patogen yang berbeda,” tutur Graf.
Bersihkan secara rutin
Tak sulit sebenarnya bila Anda ingin mencegah terjadinya kontaminasi bakteri ini. Cucilah sandal jepit secara rutin. Masukkan semua koleksi sandal jepit Anda ke dalam ember yang sudah diisi air dingin atau hangat, lalu tambahkan sedikit deterjen. Rendam selama sekitar satu jam, lalu aduk-aduk sandal menggunakan tongkat seolah sedang menggilingnya di dalam mesin cuci.
Tak sulit sebenarnya bila Anda ingin mencegah terjadinya kontaminasi bakteri ini. Cucilah sandal jepit secara rutin. Masukkan semua koleksi sandal jepit Anda ke dalam ember yang sudah diisi air dingin atau hangat, lalu tambahkan sedikit deterjen. Rendam selama sekitar satu jam, lalu aduk-aduk sandal menggunakan tongkat seolah sedang menggilingnya di dalam mesin cuci.
Jika hasilnya tak cukup bersih, mau tak
mau Anda memang harus menyikatnya. Gunakan sikat gigi bekas dan sabun
cuci piring atau dengan sedikit baking soda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar