Senin, 15 Oktober 2012

MAHABHIKKSU ASHIN JINARAKHITA

MAHABHIKKSU ASHIN JINARAKHITA

 
 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcDQ1-5TJOB5DbYF4ce09FB-2w8TG42rAg4xCHWkaPFUxht08A-FuxlDkkIg3E2jA5zYSTYKytz9VEp5AJiPGpg_SZXJOeBwQpwtGV_0CPt1_1npYmnhiKm6NLptwl_WUqdGRziib2rGDn/s1600/jinarakkhita.jpg
 
 
 
MENGENANG
Y.A MAHABHIKKSU ASHIN JINARAKHITA
Oleh: PONIMAN
Pelopor Kebangkitan Agama Buddha Di Nusantara Setelah Runtuhnya Majjapahit
Dharma kehilangan penopang,para dewa dan manusia pun bersedu-sedan. Bhikkhu Indonesia pertama setelah runtuhnya kerajaan majapahit, pelopor kebangkitan kembali agama Buddha di Indonesia. Dewan sesepuh world Buddhist sanggha council (WBSC). Dewan sesepuh konferensi agung sangha Indonesia (KASI), ketua umum (maha yanaka) sangha agung Indonesia (sagin), pendiri majelis budhayana Indonesia (MBI), seorang bhikksu agung yang bersahaja, telah wafat dengan di Jakarta, pada hari kamis 18 april 2002 pulul 07.20 WIB dalam usia 80 tahun, dengan usia kebhiksuan 48 tahun.
Sesuai permintaan beliau dengan pembacaan bojjhanga parita. Hadir disekeliling beliau pada saat-saat terakhir tersebut para ngota sangha agung Indonesia, diantaranya : ym bhikkhu arya maitri (anu maha nayaka), ym bhikkhu dharmavimala (maha lekhadikari), ym bhikkhu nyana suryanadi, bhikksu sasana rakhita, bhikkhu arya kusalo. Sesuai dengan permintaan beliaw jenazah akan dikremasikan dibandarlampung.
Y.A. Maha Bhikkhu Ashin Jinarakhita, Maha Nayaka Stavira (Thi Cen Lao He Sang) didirikan dikota Bogor. Provinsi jawa barat pada tangal 23 januari 1923 yang menurut tradisi Mahayana bertepatan dengan peringatan hari tercapainya penerangan sempurna pertapa gotama, sesuai nama awam(Garavasa) Tee Boan An. Setelah menyelesaikan sekolah dasar (HSC) di bogor dan sekolah menengah ( PHS dan HBS B) di Jakarta, beliau melanjutkan pendidikannya dengan kuliah di ths bandung ( sekarang ITB ) dengan jurusan pasti alam. Karena pada jaman penjajahan jepang perkuliahan beliau diberhentikan, beliau lalu terjun dalam usaha pemberantasan buta huruf dan pembanguna dapur umum di Bogor. Pada permulaan tahun 1946 atas pertolongan Prof.Dr.H.J.Bakker, guru besar ilmu kimia organik, akhirnya beliau dapat kembali mendalami ilmu kimia kegemarannya dengan mengikuti kuliah di universitas Groningen,belanda.
Perkembangan kehidupan batinya mendapat perhatian besar sejak masa mudanya, filsafat modertnmaupun kono merupakan makanan sehari-hari dan gunung gede merupakan salah satu tempat mewujudkan keiginannya menjalani kehidupan asketik. Di gronigen, diluar kuliah resmi, beliau mengikuti kuliah filsafat di bawah bimbingan prof. palesner, serta bahasa sankrit dan pali dari Dr. Ny Van Der Leeuw. Lalu,selama tiga tahun lamanya beliau mengikuti kursus kebatinan yang diberikan oleh Dr.J.E.V.D. Stok, Professor Emiretus pada Landbouw Hogeschool Wageningen.
Sekembalinya dari Belanda beliau sempat menjadi guru beberapa sekolah menengah di Jakarta. Namun kemudian daya tarik kehidupan tak berumahtanga membuatnaya menjalani kehidupan sebagai sebagai seorang Anagarika. Semasa menjadi Anagarika inilah pada tangal 22 Mei 1953 dalam kedudukan sebagai ketua gabungan Sam Kauw Indonesia sekaligus juga wakil ketua pengurus pusat pemuda Theosofi Indonesia, beliau mengorganisasi peringatan hari tri suci waisak secara nasional di Borobudur yang pertama semenjak semenjak agama Buddha tertidur dibumi pertiwi selama 500 tahun. Setelah perayaan tersebut, pada tangal 29 juli 1953 bertepatan dengan peringatan lahirnya Bodhisattva Avalokitesvara, beliau melanjutkan kehidupan sucinya dengan menjadi Samanera, dengan Nama Thi Cen. Penahbisannya dilakukan menurut tradisi Mahayana dibawah bimbingan Y.A Sangghanata Arya Mula Maha Bhikkhu ( Pen Ching Lao He Sang) bertempat di wihara kong Hoa Sie Jakarta. Turut hadir pada saat Upasampada tersebut maha bhikkhu Ju Sung, Bhikkhu Ju Khung, Bhikkhu Chen Yao, Bhikkhu Wu Ching.
Atas anjuran Bhikkkhu anjuran Pen Ching, gurunya yang pertama, beliau berangkat ke Burma ( sekarang Myanmar) pada awal tahun 1954 untuk mempelajari agama Buddha lebih lanjut. Disana beliau menjalani latihan Vipassana di pusat latihan meditasi Mahasi Sasana Yeikhta, Raangon. Kemajuannya yang sangat amat pesat yang dicapainya dalam waktu kurang dari satu bulan, dalam latihan ini ia menarik perhatian Y.A Agga Maha Pandita U Ashin Sobhana Mahathera atau yang lebih dikenal dengan Mahasi Sayadaw, yang kemudian meminta Y.A U Nyanutara Sayadaw untuk memberikan bimbingan secara khusus. Lalu pada bulan april 1954 beliau menerima Upasampada kebhikkhuan dengan guru spiritual ( Upajjhaya) Y.A Mahasi Sayadaw sendiri. Gurunya yang kedua ini adalah seorang guru meditasi vipasssana yang sangat terkenal dengan reputasi internasional. Gurunya ini pula yang memberinya nama Jinarakkhitta.
“Jinarakkhita” berarti “Pemenang Dalam Melindungi Ajaran Buddha”. Adapun Ashin merupakan gelar yang diberikan di Burma untuk Bhikkhu yang patut dihormati secara khusus.
Upasampada pentasbisan bhikkhu beliau disaksikan oleh Y.M Balangoda Ananda Maitreya dari Srilangka dan Y.M Chaokun Bimoldam Dari Wat Mahathat, Bangkok. Perkenalannya dengan Bhikkhu-Bhikkhu ini berkesempatan untuk melawat ke Srilangka, Penang dan Thailand dalam perjalanan pulang ke Indonesia. Untuk mengenang jasa Chaokun Bimoldam ini salah satu vihara yang termasuk paling awal didirikan dalam usahanya mengembangkan agama Buddha diindonesia diberi nama sama dengan chaokum ini, yaitu Vimaladharma (Bimoldam sama dengan Vimaladharma) di bandung pada tahun 1958. Sebelum itu, Jakarta dan vihara Buddha gaya di Watugong, Semarang merupakan tempat yang dipilihnya untuk mengabarkan ajaran Buddha. Kegiatan menabur benih Buddha dharma akhirnya meluas kesegala penjuru hinga seluruh pelosok tanah air terjamah oleh beliau.
Terakhir beliau memilih kediaman di lembah Cipendawa, Pacet,Cipanas Jawabarat. Disitulah Y.M Bhikkhu Ashin Jinarakhita mendirikan kompleks vihara Sakyavanaram, dimkompleks ini terdapat petilasan tempat bertapa Prabu Ragamula Suryakencana, yang terakhir dari kerajaan Pajajaran, olehkarena itu beliau menyediakan tempat khusus untuk menghormati raja beragama Buddha yang memiliki kebajikan dan kemampuan batin tingi tersebut. Vihara Sakyavanaram saat ini dipimpin oleh Y.M Mahastavira Sasanarakhita. Berdekatan dengan Vihara Sakyavanaram, untuk mengenang jasa-jasa guru beliau, Y.M Maha Bhikkhu Pen Ching, didirakan vihara Arya Mularama Gadog,Pacet,Cipanas,Jawabarat. Vihara Arya Mularama saat ini dipimpin oleh Y.M Mahastavira Dharmamurti.
Untuk membantu penyebaran ajaran Buddha, pada tahun 1954 Y.M Maha Bhikksu Ashin Jinarakkhita mendirikan persaudaraan Upasaka-Upasika Indonesia (PUUI), yang kemudian berkembang menjadi majelis upasaka pandita Agama Buddha Indonesia (MUABI), dan sekarang memakai nama majelis Buddhayana Indonesia (Mbi). Majelis Agama Buddha Indonesia adalah Organisasi Umat Buddha di Indonesia yang terbesar dan angotanya tersebar mulai dari Sabanng hinga Merauke. Saat ini memiliki pengurus daerah di 24 Provinsi. Menjalankan amanat kongres ke Vi tahun 1998 di Bandar Lampung, MBI sedang terus memberdayakan potensi akar Jaringannya yang ada disetiap Vihara atau keseluruhan melalui pembentukan pesamuan-pesamuan umat.
Y.M Maha Bhikkhu Ashin Jinarakhita yang semula bekerja seorang diri keludian mengundang para Bhikhhu dari Luar Negri, diantaranya Y.M Mahasi Sayadaw, Ym Narada Maha Thera, dan Y.M Piyadasi Mahatera, Datang ke indonesia pada tahun 1959 untuk melakukan pentasbihan Bhikkhu-Bhikkhu baru. Pentasbihan juga dilakukan dengan mengirimkan calon Bhikkhu keluar negri. Setelah terdapat 5 orang Bhikkhu berdirilah Sangha Suci Indonesia yang kemudian berkembang menjadi maha sangha Indonesia pada tahun 1963 dan akhirnya memakai Sangha Agung Indonesia pada tahun 1974. Y.M Maha Bhikkhu Jinarakhita sejak berdirinya kembali Sangha (Persamuan Para Bhikkhu) di bumi Indonesia senantiasa sebagai Maha Nayaka (Ketua umum). Keputusan Sangha Samaya (musyawarah Nasional) ke VII Sangha Agung Indonesia pada tangal 20-23 Januari 2002 yang baru lalu kembali menetapkan beliau sebagai Mahanayaka dengan didampingi oleh tiga orang anu Mahanayaka (wakil ketua umum), yaitu Y,M.Jinadhamo Mahathera dari Wihara Borobudur, Medan, yang Arya Stavira Arya Maitri Dari Ekayana Buddhist Center-Jakarta, dan Y.M Stavira Vajra Sagara dari Vihara Guna Dharma Pacet Cianjur sebagai Mahalekhanadikari ( Sekertaris Jendral) adalah Y.M Dharmavimala Thera dari Ekayana Budhist Center Jakarta. Ketua badan pengurus harian Sangha Agung oleh Y.M Nyana Suryanadi Thera. Disamping adanya sangha-sangha agung berdasarkan tradisi, dan komisi-komisi kerja, untuk mengayomi sekitar 500 wihara yang tersebar diseluruh Indonesia, kepengurusan saat ini dibagi menjadi 6 vilayah pembinaan.
Penekanan Y.M Maha Bhikkhu Ashin Jinarakhita yang lebih pada pemberdayaaa komunitas basis diwihara-wihara saat ini telah mengasilkan yang mengembirakan. Khususnya di kalangan generasi muda yang atas restu beliau bertempat diwihara Sakyavanaram, lembah Cipendawa, Pacet,Cianjur Jawa Barat. Pada tahun 1981 sepakat mendirikan wadah konfederasi yang kemudian diberinama Sekertariat Bersama Persaudaraan Muda-Mudo Vihara-Vihara Budhayana Indonesia(SEKBER PMVBI). Saat ini tenaga-tenaga potensial dan terdidik dari SEKBER PMVBI telah mulai masuk kejajaran kepengurusan Majelis Buddhayana Indonesia baik didaerah-daerah maupun pusat dan jumlahnya terus bertambah karena kaderi sasi juga terus berjalan disertai dengan peningkatan kualitas. Sekber PMVBI saat ini teranggotakan hampir 300 organisasi muda-mudi vihara yang terbesar di seluruh Indonesia. Dalam payung SEKBER PMVBI terdapat lima wadah fungsional, yaitu Ikatan Pembina Gelanggang Anak –Anak Buddhis Indonesia (IPGABI), forum Komunikasi Dharmaduta Muda Budhist Indonesia (FKDMBI),
Ikatan Pengelola Media Komunikasi Buddhist Indonesia (IPMKBI), Ikatan Mahasiswa Buddhist Indonesia(IMABI), dan Forum Komunikasi Sarjana Buddhist Indonesia (FKSBI).
Atas restu dari Y.M Maha Bhikkhu Ashin Jinarakhita, pada akhir tahun 1994 Sangha Agung Indonesia membeli dua buah rumah kantor dikelurahan Durikepa, Kecamatan kebon jeruk, Jakarta Barat, yang kemudian diberi nama Ekayana Buddhist Center. Di bawah pimpinan Y.M Bhikkhu Arya Maitri pada saat itu menjabat sebagai Lekhanadikari sangha agung Indonesia, ternyata umat Buddha yang Beribadah di tempat tersebut terus meningkat dan bangunan yang ada pun terus dapat terus diperluas sehinga akhirnya kini dapat menjadi tempat pembinaan umat Buddha yang memadai. Ekayana Buddhist Center juga menjadi tempat domisili kantor pusat tiga organisasi berskala nasional, yaitu Sangha Agung Indonesia, Majelis Budhayana Indonesia dan Sekber Pmvbi.
Dalam konferensi Angung Sangha Indonesia yang didirikan pada tahun 1998, Y.M Ashin Jinarakhita sebagai bhikkhu pelopor krbangkitan kembali Agama Buddha di Indonesia maupun sebagai Mahanayaka Sangha Agung Indonesia mendapat kededekan dewan sesepuh kasi. Konferensi agung sangha Indonesia saat ini dipimpin oleh Y.M Maha Stavira Prajnavira. Dalam kasi ini para bhikkhu berbagai tradisi dari tiga sangha yang ada di Indonesia senantiasa menjalin saling pengertian untuk meningkatkan umat Buddha bagi kemajuan bangsa dan Negara Indonesia. Sebelum terbentuknya kasi dan ketika perwalian umat budha Indonesia( walubi) bellum dilanda konflik besar yang kemudian berakhir dengan pembubaran federasi tersebut, Y.M Maha Bhikkhu Asin Jinarakhita menjabat sebagai ketua persidangan sangha dan sekaligus juga ketua Vidyaka Sabha ( Dewan Patwa) Walubi.
Y.M Ashin Jinarakhita juga terlibat dalam kegiatan keagamaan Buddha Internasional. Beberapa konferensi Buddhist internasional diikutinya,termasuk Sanghasamaya ke 6 di Catta Sangha yana yang dilaksanakan di Rangon pada tahun 1954-1956, dan konferensi-konferensi yang diadakan oleh World Buddhist Sangha Council maupun World Fellowship Of Buddhist. Dalam Organisasi Internasional, jabatan yang pernah dipegang olehnya adalah wakil Presiden, baik untuk World Buddhist Sangha Council maupun World Buddhist Social Service.
Sebagai pemimpin spiritual yang berwawasan Unifersal dan tidak Sectarian, beliau benar-benar lebih mengutamakan pelaksanakan inti ajaran dari pada segala bentuk luar. Hal itu
tercermin dari dua ucapan beliau yaitu:,”pengalaman yang hakiki berbeda sekali dengan pengetahuan dan pengertian saja” dan satu hal yang pasti orang-orang suci dapat anda temukan dimana saja”. Namun dalam membimbing umat Buddha , beliau sangat menyadarii adanya keragaman tingkat kemajuan murid-muridnya. Namun oleh karena itu selain membimbing mereka yang telah siap menjalani hidup meditative untuk memunculkan kebijaksanaan sejati panna melalui meditasi pandangan terang(Vipasana Bhavana) dan cinta kasih metta melalui meditasi cinta kasih Metta Bhavana, beliau juga membimbing mereka yang mencari penghiburan dari agama Buddha maupun yang mencari kepuasan intelektual dari Agama Buddha belliau senantiasa mendorong umat Buddha di berbagai Vihara yang beliau kunjungi maupun umat Buddha yang berkunjung ke vihara tempat beliaw berdiam untuk rajin melaksanakan ibadah. Untuk mencetak guru-guru agama Buddha dan lapisan Intelektual Buddhist, beliau mendirikan Institut Ilmu Agama Buddha “Smaratunga” di Ampel, Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.
Mengetahui dengan pasti inti ajaran Buddha adalah satu, beliau mempersilahkan angota Sangha Agung Indonesia untuk memilih tradisi yang akan diikuti, apakah Terawada, Mahayana maupun Vajrayana, tergantung kecenderungan mereka masing-masing. Dalam pengabdiannya sebagai Bhikkhu selama hampir setengah abad, selain telah berupaya mewujudkan harmoni diantara aliran Agama Buddha melalui semangat Buddha yana, beliau juga telah membuka jalan bagi Agama Buddha yang kontekstual di Indonesia. Pengabdiannya tidaklah sia-sia, seperti dalam sangha Samaya ke 7 Sangha Agung Indonesia yang baru lalu, Persaudaraan dan persatuan yang kokoh dalam keragaman terlihat dengan jelas. Banyaknya umat binaan sangha agung Indonesia mulai dari Nangroe Aceh darusalam sampai Papua menunjukan ajaran Buddha yang disebarkan telah mampu membumi.
Beliau mencintai tanah air dan agama sepanjang hidupnya, mendukung kepemumpinan Pemerintah, telah memateri jasa-jasa yang terhapuskan dalam usaha untuk menyebarkan agama Buddha, mendorong perkembangan kebudayaan, memiliki kepedulian sosial yang tingi, memperdalam persahabatan dan pengertian diantara kalangan Buddhist dalam dan liuar negri.
Terbenam sudah mentari kebijaksanaan, meredup sudah sinar Rembulan, Gunung dan sungi nampak memudar, baik Bhikkhu maupun Bhikkhuni maupun Upasaka-Upasika semua berpilu hati. Hari ini,disini, dengan hati yang amat pedih, kita mengenang seorang Bhikkhu mulia pada zaman ini, menjunjung tingi budi luhur beliau yang memperlakukan orang lain
dengan penuh cinta kasih, menjunjung semangat beliau yang satu kata dengan perbuatan serta mengutamakan kebenaran, tekun dalam pengmbangan Sila, Samadi dan Panna. Mempraktekan secara luas enam paramita. Dibawah kepemimpinan Y.M Jinadhamo Maha Thera, Y.M Stavira Aryamaitri,dan Y.M Stavira Vajra Sagara, marilah kita tekun belajar dan melatih diri, wujudkan keteladanan dhamma.
1. 1. Dari hari kamis tangal 18 april 2002 sampai dengan hari kamis tangal 25 april 2002 jenazah mendiang Y.M Maha Bhikhu Asin Jinarakhita disemayamkan di Ekayana Buddhist Center,jalan manga 2 No 8 Durikepa Jakarta Barat
2. Pada hari jumat 26 april 2002 pukul 08.00 WIB dilakukan upacara pelepasan jenasah mendiang Maha Bhikkhu Asin Jinarakhita menuju Bandar lampung.
3. Dari hari jumat hinga sampai sabtu jenasah Y.M Asin Jinarakhita disemayamkan diwihara Mahopadi (Thay Hin Bio)
4. Pada hari mingu tangal 28 april 2002 pukul 09.00 Wib dilakukan penyempurnaan jenazah di Krematorium Bodhisattva Bandar lampung.
5. Pada hari senin tangal 29 april 2002 abu jenazah Mendiang Y.M Maha Bhikkhu Asin Jinarakhita diberangkatkan menuju vihara Sakyavanaram lembah Cipendawa, Pacet
6. Pada hari rabu tangal 5 juni 2002 akan diadakan upacara peletakan abu jenazah mendiang Y.M Asin Jinarakhita ke dalam pagoda.