Senin, 21 Mei 2012

Brahmajala sutta

Bramahjala sutta

demikianlah pada suatu waktu yang lampau, ketika berakhirnya suatu massa yang lama sekali, bumi ini mulai berevolusi dalam pembentukan, ketika hal ini terjadi alam brahma kelihatan dan masih kosong. ada makhluk dari alam dewa Abhassara yang masih hidup atau pahala karmanya baik untuk hidup dialam itu telah habis. ia meninggal dari alam abhassara itu dan terlahir dialam brahma. disini, ia hidup ditunjang oleh pula kekuatan pikiranya diliputi kegiuran, dengan tubuh yang bercahaya dan melayang-layang diangkasa, hidup diliputi kemegahan, ia hidup demikian dengan masa yang lama sekali.
karena terlalu lama hidup sendirian di situ, maka dalam dirinya munculah ketidak puasan, juga muncul suatu keinginan," oh, semoga ada makhluk lain yang datang dan hidup bersama saya di sini."
pada saat itu ada makhluk lain yang disebabkan oleh massa usianya atau pahala karmanya telah habis, mereka meninggalkan alam abhassara dan terlahir kembali dialam brahma sebagai pengikutnya. tetapi banyak hal yang sama dengan dia. Para bhikku, berdasarkan itu, maka makhluk pertama yang terlahir di alam brahma berpendapat," saya brahma, maha brahma, maha agung, maha kuasa, maha tahu, penguasa, tuan dari semua, pembuat, pencipta, maha tinggi, penentu tempat bagi semua makhluk, asal mula kehidupan, Bapa dari ada yang telah ada dan yang akan ada. semua makhluk adalah ciptaanku." mengapa demikian, baru saja saya berpikir, semoga mereka datang dan berdasarkan pada keinginanku itu maka makhluk2 itu muncul.
makhluk2 itu pun berpikir," dia brahma, maha brahma, maha agung, maha kuasa, maha tahu, penguasa, tuan dari semua pembuat, pencipta, maha tinggi, penentu tempat bagi semua mahkluk, asal mula kehidupan, bapa yang ada dan yang akan ada, kita semua adalah ciptaanya. mengapa ? setahu kita, dialah yang dulu berada disini sedangkan kita muncul sesudahnya."

para bhikkhu, dalam hal ini makhluk yang pertama yang di situ memiliki usia yang lebih panjang, lebih mulia, lebih berkuasa dari makhluk2 yang datang sesudahnya. para bhikkhu, selanjutnya ada beberapa mahkluk yang meninggal di alam tersebut dan lahir ke alam bumi. setelah berada dibumi ia meninggalkan kehidupan berumah tangga dan menjadi pertapa. maka dengan semangat, tekad, waspada dan kesungguhan meditasi, pikiranya terpusat, batinya menjadi tenang, dan memiliki kemampuan untuk mengingat kembali 1 kehidupan yang lampau, tetapi tak lebih dari itu.

mereka berkata," dia brahma, maha brahma, maha agung, maha kuasa, pengiuasa, tuan dari semua, pembuat, pencipta, maha tinggi, penentu tempat bagi semua mahkluk, asal mula kehidupan, Bapa dari yang ada dan yang telah ada, dialah yang menciptakan kami, ia akan tetap kekal selamanya.
tetapi kamu yang diciptakan akan datang kesini dan tidak kekal, berubah dan memiliki usia yang terbatas."

dalam Anguttara Nikaya, Sang Buddha menjelaskan bahwa, ada 3 pandangan berbeda yang dianut oleh masyarakat luas pada masa kehhidupanNYa. salah satu diantaranya adalah :pandangan behwa, baik kebahagiaan maupun penderitaan kedua-duanya semata mata berasal dari Tuhan Pencipta ( Issaranimmanahetu ). menurut pandangan itu, kita tidak lebih karya seorg Tuhan pencipta dan sbg konsekuensinya, seluruh nasib dan takdir kita ( yang sudah ia tentukan jauh-jauh hari ) bergantung mutlak pada kehendaknya yg absolut. dalam pandangan ini manusia bisa dikatakan tidak punya kebebasan untuk menentukan( memiliki ) kebebasan sedikitpun atas nasib dan takdirnya sendiri.

terhadap pandangan ini Sakyamuni Buddha mengatakan,"
jadi, karena ciptaan seorg Tuhan yang maha tinggi, maka manusia akan menjadi pembunuh, pencuri, penjahat, pembohong, pemfitnah, pembual, pencemburu, pendendam dan orang keras kepala. oleh sebab itu, bagi mereka yang berpandangan bahwa segala sesuatu adalah ciptaan seorg Tuhan, maka mereka tidak akan lagi mempunyai keinginan, ikhtiar ataupun keperluan untuk melakukan suatu perubahan, ataupun untuk menghindari dari perbuatan lain ( majjhima nikaya ii, sutta no. 101 )

dalam devadata sutta, Sang Buddha mengatakan. oh para bhkkhu, bila semua makhluk mengalami susah dan senang semata mata atas kehendak seorg TUHAN pencipta, maka bisa dikatakan para petapa yang tidak berpakaian ini telah pula diciptakan oelh seorg Tuhan yg keji/kejam ( papakena issarena ), karena mereka mengalami penderitaan yang luar biasa.

dalam kevaddha sutta, digambarkan percakapan seorg bhikkhu dgn maha brahma atau sang pencipta tersebut. alasan sang bhikku pergi menemui maha brahma karena ingin menanyakan sesuatu kepadanya. ketika ditanya, kemanakah ke-4 elemen dasar ( tanah, air, api dan udara ) itu akan berakhir musnah ? sang brahma yg tidak mengetahui, jawabnya berusaha mengelak dgn terus menerus mengelaknya," akulah brahma, maha brahma, tuhan tertinggi, yang tak terkalahkan, yang utama, yang menang, Sang Penguasa, Ayah dari semua mahkluk yg telah ada atau yang ada,"

namun setelah didesak sebanyak 3 kali berturut-turut untuk memberikan jawaban yang relavan, maha brahma akhirnya berterus terang bahwa ia tidak mengetahui sama sekali. nasehat kepada sang bhkkhu adalah," berbaliklah, oh saudaraku, setelah kau menghampiri Sang Buddha, tanyakanlah pertanyaan itu kepadaNya, dan setelah Sang Buddha memberikan penjelasan, percayalah KepadaNya.

Sang Buddha juga mengatakan Bahwa Sang Brahma yg selalu mengklaim dirinya adalah kekal namun suatu saat bila pahalanya telah habis diapun akan jatuh kealam sengsara. karena Brahma mempunyai umur 1 ashankheyya kappa

dalam bhuridatta jataka ( no. 543 ) Sang Bodhisatva dalam 1 kisah kehidupan lampau Sidharta Goutama tersebut mempertanyakan, apakah ada rasa keadailan yang dapat diberikan oleh Tuhan Pencipta tersebut diatas. katanya, bila Sang Pencipta seluruh dunia dan semua makhluk hidup didalamnya, yg dipanggil dgn sebutan Tuhan, benar2 adalah TUHAN, mengapa ia mendatangkan penderitaan bukan kedamaian? bila Sang Pencipta seluruh dunia dan semua makhluk hidup didalamnya ini
yang dipanggil sebutan Tuhan, benar2 adalah Tuhan, mengapa terjadi penipuan, kebohongan dan kebodohan? dan mengapa ia menciptakan ketidak adilan ?
bila Sang Pencipta seluruh dunia dan semua makhluk hidup didalamnya ini, yang dipanggil dgn sebutan Tuhan, benar2 adalah Tuhan, maka ia adalah RAJA KEJAHATAN, karena walaupun ia tahu apa yang benar ia membiarkan yang salah terjadi

terakhir, dalam mahabodhi jataka ( no.528 ) setelah menolak teori ttg Tuhan Pencipta, Sang Bodhisatva dalam kisah mengatakan, bila ada Sang Kuasa yg dapat mendatangkan bagi setiap makhluk Ciptaan-Nya kebahagia ataupun penderitaan, perbuatan baik maupun jahat, maka yang Maha Kuasa itu diliputi dosa, sedangkan manusia hanya menjalankan perintah-Nya saja.


bisa dikatakan yang menciptakan langit dan bumi ini dan isinya adalah Tuhan yang tdk sempurna yg tidak maha adil tahu tapi tdk peduli, ada yg jahat ada yg baik, ada yg kaya ada yg miskin, ada yg tanpan ada yg jelek ada yg cacat ada yg tidak cacat dsbnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar