Sabtu, 04 Februari 2012

PANCASILA DAN PANCADHAMMA


TUGAS MAKALAH

TugasIniDisusunUntukMemenuhiTugasMandiri
Mata PelajaranPendidikan Agama Buddha Kelas XI

Guru Mata PelajaranPendidikan Agama Buddha
HARTO ARISAPUTRA, S.Ag


DisususnOleh
WARGIYANTO
KELAS XI

SMA NASIONAL SARIPUTRA
2011/2012


KATA PENGANTAR

Namo Buddhaya,
Rasa syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha Esa dan Sang Triratna, karena berkat petunjuk dan bimbingannya, sehingga kami dapat menyusun, tugas makalah Pelajaran Pendidikan Agama Buddha SMA kelas XI BAB II tentang Pancasiladan Pancadhamma.
Tugas Makalah ini kami susun berdasarkan isi materi yang disesuaikan dengan tingkat  pengembangan ajaran Buddha.Denganadanya tugas Makalah Pendidikan Agama Buddha ini, semoga membantu kami dalam mempelajari serta memahami tentang Pancasila dan Pancadhamma, sehingga tidak mengalami kebingungan dalam belajar mengajar.
Kami menyadari bahwa, penyelesaian tugas Makalah ini, di selesaikan dalam waktu yang telah ditentukan, dan kami juga sangat mengharapkan pengertian dan penjelasan dari bapak Guru, jika ada kekurangan atau kesalahan dalam menyelesaikan tugas.

Sabbe Satta Bhavantu Sukhitata.
(Semoga semua mahluk hidup berbahagia)

Sadhu   Sadhu   Sadhu














DAFTAR ISI

KATA PENGNTAR………………………………………………..………….1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...2
BAB II
PANCASILA DAN PANCADHAMMA
Pancasila
Adinnadana Veramani Sikkhapadam Samadiyami………………………..……………………………………………4
Kamesumicchara Veramani Sikkhapadam Samadiyami……………………………..………………………………………5
Musavada Veramani Sikkhapadam Samadiyami……………………………………………………………………...5
Surameraya Majjapamadathana Veramani Sikkhapadam Samadiyami……………………………………………..…………………….....6
Pancadhamma
Metta- Karuna...………………………………………………………………….7
Samma Ajiva…………………………………………………………………… .7
Santutthi…………………………………………………………………….…....7
Sacca……………………………………………………………………………..7
Sati-Sampajanna…..……………………………………………………….…….8
Penutup………………………………………………………………………......9
Daftar Pustaka…………….,….…………………………………………..….…10












BAB  II
PANCASILA DAN PANCADHAMMA.

1)      PANCASILA
Pancasila adalah latihan moral tahap pertama dari seseorang memasuki kehidupan beragama menurut agama Buddha. Sila ini bila dilaksanakan dengan baik akan membawa kemajuan, kemakmuran, kehidupan surga, baik manusia maupun sebagai dewa. Pancasila terdiri dari lima latihan moral, yaitu;
a.      Panatipata veramani sikhapadam samadiyami.(aku bertekad akan melatih diri menghindari membunih makhluk hidup).

Panatipata terdiri dari kata panna dan atipata. Kosakata  pana secara harfiah berarti ‘mahluk’ atau ‘kehidupan’ dan  atipata berarti ‘lepas dengan cepat’ gabungan kedua kata mempunyai makna ‘membuat makhluk mengalami kematian’.

Suatu pembunuhan telah terjadi apabila terdapat lima factor:
1.      Ada makhluk hidup
2.      Mengetahui bahwa makhluk itu masih hidup
3.      Berniat untuk membunuh
4.      Melakukan usaha untuk membunuh
5.      Makhluk itu mati melalui usaha itu
Perbuatan buruk lain yang termasuk dalam pelanggaran Sila pertama ini adalah:
a)      Membunuh manusia dan hewan
b)      Menyiksa manusia dan binatang
c)      Menyakiti manusia dan hewan
Akibat buruk dari pembunuhan adalah:
a.       Pendek umur
b.      Banyak penyakit
c.       Senantiasa sedih
d.      Selalu dalam ketakutan


b.      Adinnadana veramani sikkhapadam samadiyami(Aku bertekad akan melatih diri menghindari pengambilan barang yang tidak diberikan oleh pemiliknya).
Adinnadana berasal dari kata a,dina dan a,dana.Kata a merupakan sebuah kata sangkalan dan dinna berarti ‘barang yang di berikan oleh pemiliknya’, kata adanna berarti ‘mengambil barang atau merampas.
Jadi gabungan ketiga kata tersebut adalah “mengambil barang yang tidak diberikan oleh pemiliknya”.
Suatu perbuatan disebut mencuri bila memenuhi lima factor yaitu:
1.      Ada barang milik orang
2.      Mengetahui bahwa barang tersebut ada pemiliknya
3.      Beminat untuk mencuri
4.      Melakukan usaha untuk mengambilnya
5.      Berhasil mengambil melalui usaha itu
Perbuatan yang termasuk dalam pelanggaran Sila ke-2 ini yang harus kita hindari yaitu:
a.       Mencuri, mencopet, menjambret, merampok, dan lain-lain
b.      Korupsi, kolusi, nepotisme, manipulasi, penggelapan
c.       Berjudi, taruhan mengikuti undian
      Akibat buruk dari perbuatan mencuri adalah:
a.       Lahir dalam keadaan miskin
b.      Sering dinista dan di hina
c.       Dirangsang oleh keinginan yang senantiasa tidak tercapai
d.      Hidupnya selalu tergantung pada orang lain.

c.       Kamesumicchacara veramani sikkhapadam samadiyami.(aku bertekad akan melatih diri menghindari perbuatan zinah/asusila).
Kamesumicchcara terdiri dari kata kamma, miccha, dan cara. Kata miccha berarti ‘salah’ atau menyimpang  dancara berarti ‘pelaksanaan’ atau ‘prilaku’ sedangkan kamesu merupakanbentuk jamak dari kata kamma yang artinya ‘nafsu atau kesenangan indriawi’
Jadi kamesumicchacara berarti “pemusatan nafsu indriawi yang menyimpang dari yang di benarkan.


Suatu perbuatan disebut melanggar sila ke-3, bila memenuhi empat factor  atau syarat sebagai berikut;
1.      Ada orang sebagai sasaran
2.      Mempunyai niat untuk melakukan
3.      Melakukan usaha untuk berbuat asusila
4.      Berhasil melakukan perbuatan asusila
Perbuatan yang perlu di hindarkan dalam pelaksanaan Sila ini adalah;
a.       Mempunyai banyak musuh
b.      Bersuami dengan orang yang tidak di cintai
c.       Terlahir sebagai orang yang tidak normal saksnya

d.      Musavada veramani sikkhapadam samadiyami(aku akan bertekad melatih diri menghindari  ucapan yang tidak benar).
Musavada tediri dari dua kata yaitu musa dan vada,  berarti sesuatu yang tidak benar  dan vada berarti  ucapan dan gabungan kedua kata tersebut “mengungkapkan sesuatu yang tidak benar”
Empat factor yang terjadi antara lain;
1.      Sesuatu atau haal yang tidak benar
2.      Mempunyai niat untuk menyesatkan
3.      Berusaha untuk menyesatkan
4.      Orang lain jadi tersesat
Akibat buruk dari berbohang adalah;
a.       Menjadi sasaran pesaran pembicaraan orang yang tidak baik
b.      Menjadi sasaran penghinaan
c.       Tidak dipercaya oleh masyarakat

e.       Surameraya majjapamadathana veramani sikkhapadam samadiyami (aku bertekad akan melatih diri menghindari segala minuman keras yang dapat menyebabkan lemahnyakewaspadaan)
Sila kelima ini telah dilanggar ,bila terdapat empat factor:
1.      Ada sesuatu yang merupakan suara, meraya, atau majja
2.      Ada niat untuk meminum /mengunakan
3.      Meminum /mengggunakan
4.      Timbul gejala-gejala mabuk

Meraya adalah minuman keras, Sura adalah  zat yang membuatnya mabuk, majja adalah sesuatu didapat dari bahan yang diragikan.
Gabungan dari kata-kata tersebut dapat disepadankan artinya “segala yang dapat menyebabkan lemahnya kesadaran”.
Akibat buruk dari melanggar sila ke lima ini adalah:
1.      Tidak disenangi keluarga
2.      Mudah terserang penyakit
3.      Menimbulkan banyak musuh
4.      Kecerdsan berkurang
5.      Harta habis dihambur-hamburkan

2)      Panca dhamma(kebenaran yang harus dilaksanakan oleh siswa Buddha) yaitu;
a.      Metta-karuna
Metta karuna artinya cinta kasih dan kasih sayingterhadap semua makhluk hidup.Metta dan karuna merupakan pasangan positif dari tekad untuk melaksanakan sila pertama pancasila buddhis. Dalam hal ini metta bukan sekedar perasaan sentimental atauemosi, melainkan metta diwujudkan dengan tindakan perasaan kasih sayang kepada orang lain.

b.      Samma ajiva(bermata pencaharian benar)
Maksud mata pencaharian benar adalah mencari penghidupan dengan cara yang baik, yaitu: tidak mengakibatkan pembunuhan, wajar dan halal, bukan karena merampok, bukan karena mencopet,dll.
Dengan melaksanakan samma ajiva maka kita tidak akan melanggar pancasila buddhis  Sila ke dua. Praktik yang mendukung agar ridak melakukan perbuatan mencuri adalah praktek kemurahan hati, atau dana. Praktek merupakan ekspresi langsung dari usaha mengikis kemelekatan dan keserakahan.Karena perbuatan mencuri adalah ekspresi langsung dari kemelekatan dan keserakahan.

c.       Santutthi(puas dengan apa yang dia miliki)
Puas dalam hal ini adalah puas dalam memiliki satu pasangan istri/suami. Pelaksanaan santutthi ini akan menjaga seseorang tidak melanggar sila ke tiga pancasila buddhis.
Puas disini adalah rasa cukup tidak hanya berarti penerimaan status itu secara pasif.Dalam ilmu psikologi rasa cukup berarti suatu keadaan positif, dimana seorang tidak menggunakan seks sebagai pemuas kebutuhan birahinya.

d.      Sacca(kebenaran atau  kejujuran)
Jujur berhubungan dengan pembicaraan seseorang terhadap orang lain yang disertai kehendak. Pelaksanaan sacca merupakan positif dari latihan untuk tidak melanggar pancasila buddhis sila ke empat.

e.       Sati-sampajanna(selalu ingat dan waspada)
Kewaspadaan atau sadar mengacu pada kemampuan mengendalikan diri untuk tidak melakukan pelanggaran sila ke lima. Dengan selalu ingat dan waspada kita tidak akan tergiur oleh lingkung atau bujukan teman-teman kita untuk berbuat salah, sehingga kita dapat melaksanakan sila kelima dengan baik.
Dari uraian di atas bahwa pancasila dan pancadhamma adalah dua hal yang saling berhubungan.Pancasila adalah penghindaran diri dari perbuatan yang baik.Pancasila berguna untuk mengendalikan diri dan Pancadhamma berguna untuk mengembangkan perbuatan baik.















PENUTUP

A.    KESIMPULAN
1.      Pancasila yaitu latihan moral tahap pertama dari seseorang yang memasuki kehidupan beragama.
2.      Pancadhamma yaitu lima kebenaran yang harus dilaksanakan oleh siswa Buddha.
Jadi gabungan antara Pancasila dan Pancadhamma adalah latihan moral dalam tahap pertama yang meliputi lima kebenaran dari siswa Buddha yang memasuki dan melaksanakan kehidupan beragama.

B.     SARAN
Dengan kita tanamkan pancasila dan pancadhamma dalam kehidupan kita, maka perbuatan-perbuatan buruk yang terpengaruh oleh hawa nafsu tadak akan mungkin terjadi  pada kita. Dengan begitu jika kita melakukan panca ini dengan baik jistru akan timbul rasa cinta kasih dan kasih sayang kita kepada semua makhluk, atas segala kebenaran dan kebaikan yang sudah kita ajurkan pada jati diri jasmani kita.

















DAFTAR PUSTAKA

Dhammananda Sri, Keyakinan Umat Buddha, Jakarta Yayasan Karaniya,2002.

Giri Putra W. Dhammavara, Medan, Yayasan  ViharaBorobudur , 1995.

Gunaratana Henapola Bhikkhu, Delapan Langkah Meditasi Menuju Kebahagiaan,Batam Lucky Publisger, 2002.

Hendra Momiak Dan Winoto Wahid Terj, Bimbingan Hidup Untuk Umat Awam, Jakarta, Yayasan Dian Dhamma, Buddhis Nalanda, 1987.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar