Jumat, 31 Agustus 2012

cerita

Kera Yang Menangis

Dahulu kala, pada suatu hari di musim semi, sebaris kereta tempur dengan gemuruh melintasi daratan dengan cepat. Para serdadu mengenakan baju perang berkilauan. Panji-panji berkibaran di tiup angin sepoi-sepoi. Dibelakang mereka tampak beberapa orang jendral membawa pedang dan tombak, diikuti sebuah kereta tempur yang indah. Duduk didalam kereta adalah raja Ch’u yang agung.
Setiap tahun raja mengadakan perjalanan mengelilingi kerajaan untuk melihat keadaan negerinya, berburu, melatih pasukan, dan keluar dari istananya yang tua dan sumpek. Raja ch’u mempunyai seorang jendral bernama: yang youchi, yang terkenal akan keahlianya dalam memanah. Bahkan sekarang, lebih dari dua ribu tahun kemudian, orang masih mengingat betapa hebatnya dia. Tembakanya tidak pernah meleset. Raja memepercayainya. Selama musim berburu: kelinci, rusa dan semua hewan liar lainya berlarian kesana kemari dengan bingung, tetapi tidak ada tempat yang aman dari panah jendral yang youchi. Bila dia memanah 100 kali, dia mengenai sasaranya 100 kali juga.
Di suatu dataran ada sebatang pohon tua yang besar. Waktu melewati, para serdadu mendengar suara. Mereka melihat seekor kera diatas dahan-dahan diatas mereka. Kera itu melompat keatas dan kebawah semaunya, menggoda serdadu yang sedang berburu itu. Dia melempar sebuah kacang kepada mereka.
“Baiklah anak nakal, aku akan memberimu pelajaran,” kata seorang pemanah sambil membidik dengan panah. Tetapi waktu dia memanah, kera itu menghindar, sehingga panah meluncur terus melewati dahan-dahan pohon. Melihat kejadian itu para serdadu tertawa.
“beruntung”, dengus pemanah itu, “terima ini!”.
Dia melepaskan anak panah lainya, dan kali ini kera tidak menghindar, dia menangkap panah tersebut dengan cepat! Lari mengendusnya dengan gaya meremehkan sebelum mematahkanya menjadi dua.
Sekarang para serdadu marah. Mereka memanahi kera itu, tetapi dia sangat cerdik dan lincah sehingga panah-panah mereka tidak mengenai sasaran dan hal itu membuat mereka tambah marah.
Ketika raja melihat betapa kurang ajarnya kera, ia memerintahkan jendral Yang untuk memanah kera tersebut.
Kera tersebut tampak mengerti, karena begitu jendral Yang mendekati pohon, dia mulai menagis tersedu-sedu dan melolong memilukan.
Raja bertanya, “mengapa kera itu menangis?”
Yang Youchi menjawab, “dia tahu panah hamba tidak pernah meleset, sehingga tidak perduli betapa cerdiknya dia, dia harus mati sekarang, atas perintah raja yang Mulia. Itulah sebabnya dia menangis.
Raja berfikir sambil menundukan kepala. Betapa sedihnya kera itu! Hewan lainya pasti menderita begitu juga. Hatinya yang mulia dipenuhi belas kasih. Beliau menyuruh jendral Yang untuk menyimpan senjatanya, dan menghentikan perburuan, sehingga tidak lebih banyak lagi hewan yang akan terluka.
Ketika beliau kembali kekota lebih cepat dari rencana, semua orang disana mengetahui bahwa raja telah bergerak hatinya oleh air mata kera. Rakyat Ch’u semua bergembira memiliki raja yang begitu baik dan penyayang, sehingga mereka bekerja keras untuk negara, dan sejak itu Ch’u  menjadi negara yang kuat dan berkuasa selama ratusan tahun.

Dari cerita dapat diambil intisari dari sebuah makna akan cinta kasih kepada semua mahkluk, bahwa seekor kera pun akan mengalami kesakitan dan ketakukan pada saat tahu bahwa kematianya akan segera tiba. Oleh karena itu kita sebagai manusia hendaknya memiliki cinta kasih kepada mahkluk hidup tidak terkecuali kepada binatang dan mahkluk hidup lainya. untuk tidak membunuh mahkluk hidup.

Di kutip dari Buku : Mencintai Kehidupan
Penerbit : Dian Dharma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar