Minggu, 12 Agustus 2012

mengatasi konflik dalam dan luar diri


Tugas Budi Pekerti 

Mengatasi Konflik Dalam Diri Dan Lingkungan Sekitar


Nama Kelompok    :       Asprilia Dewi
                                        Delvi Handayani
                                        Marlina Herlen
                                        Shelim
                                        Suryani A.R
                                        Susana Wijaya
                                        Velen Viliany
Kelas                       :       IX A
Guru Pembimbing:        Harto Ari Saputro

Tahun Ajaran 2011/2012
Smp. Sariputra Kota Jambi












Kata Pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha esa atas karunia dan berkahnya tugas budi pekerti tentang mengatasi konflik dalam diri dan lingkungan sekitar.
Karya ini yang bertujuan untuk pengetahuan kita tentang cara-cara mengatasi konflik yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Baik lingkungan Keluarga, lingkungan Sekolah, maupun lingkungan bermasyarakat.
Diharapkan kita semua bisa mengerti dalam  cara mengatasi konflik-konflik yang ada dan terjadi.
Jika ada kesalahan dalam bentuk apapun mohon dimaafkan dan dimaklumi karna sesungguhnya kita tidak ada yang sempurna. Akhirnya saya tutup dengan terima kasih Semoga dapat bermanfaat  bagi kita semua.


17 Februari 2012

Penulis




Daftar Isi
Mengatasi Konflik …………………… 4
Mengenali Diri Sendiri……………………..…. 6
Kesimpulan………………………………………...10














A.           Mengatasi Konflik
Konflik merupakan suatu kondisi dimana terjadi pertarungan fisikologis dalam diri manusia, yang lazimnya terjadi secara tidak sadar dan berasal dari munculnya sikap Oposisi dari pihak lawan.
Konflik dapat dilihat sebagai sebuah kondisi ketidak harmonisan antar individu, yang muncul dari adanya perbedaan ide, kepentingan, pendapat, pandangan, dan tujuan.
Di dalam menangani konflik, pola yang paling efektif dan efisien untuk dilakukan adalah dengan terlebih dahulu memunculkan niat baik dari para individu di dalam masyarakat. Semaksimal apapun langkah-langkah yang dilakukan untuk meredamkan konflik, tentu tidak terlaksana secara optimal apa bila masing-masing individu tidak memiliki kesadaran. Individu akan dapat menghindari terjadinya konflik apabila ia telah memiliki niat yang baik (good will) di dalam hati nurani untuk tidak mengulangi konflik di masa yang akan datang.
Cara yang paling efektif dalam menghadapi suatu konflik atau permasalahan adalah bukan pada menangani Permasalahan itu sendiri, akan tetapi lebih tertuju kepada bagaimana pola pencegahan yang efektif untuk mencegah agar konflik atau permasalahan tersebut tidak sampai muncul ke permukaan.
Konflik terjadi apabila kita dan orang lain bertemu dan tidak dapat mengendalikan emosi. Namun kondisi ini bukan merupakan satu-satunya faktor yang dapat memunculkan konflik. Kondisi sehari-hari yang kita lalui maupun yang kita jalankan serta yang kita kerjakan secara rutin juga dapat menjadi pemicu akan hadirnya konflik atau permasalahan.
Pada masa ini, masa dimana kita sebagai seorang remaja dihadapkan pada berbagai persoalan, baik itu yang terjadi diantara teman, sahabat, relasi, maupun keluarga dan orang-orang disekitar kita. Yang terpenting adalah bagaimana kita sebagai remaja menghadapi permasalahan tersebut, karena setiap persoalan yang dihadapi tentu tidak melebihi dari kemampuan kita untuk menyelesaikannya. Oleh karena itulah kita harus memiliki hati yang sabar dan bersih dalam menghadapi segala macam persoalan yang ada.








B.            Mengenali Diri Sendiri
1.  Berawal dari Bangun Tidur
Pagi hari merupakan awal dari aktifitas kita sehari-hari. Kegiatan di pagi hari seperti ibadah dan olahraga sangatlah menyehatkan. Apabila dilakukan secara rutin, tidak saja tubuh kita akan menjadi sehat, namun kemampuan belajar kita juga akan meningkat karena sel-sel otak mendapat suplai oksigen yang cukup.
Berikut ini merupakan contoh dari beberapa hal yang terkadang menjadi pemicu Konflik :
a.   Mandi
Mungkin kedengaranny sepele, akan tetapi saat-saat mandi juga dapat menimbulkan Konflik. Hal ini seringkali terjadi apabila kita tinggal bersama keluarga besar dengan satu kamar mandi. Konflik akan muncul apabila tidak terdapat pengertian yang baik antara sesama anggota keluarga mengenai urutan pemakaian kamar mandi.
b.   Persiapan Sekolah
Setelah selesai mandi,kita tentu menyiapkan segala sesuatunya untuk berangkat ke sekolah, seperti buku-buku dan alat tulis.
Konflik dalam diri akan terjadi ketika kita tidak dapat menemukan barang yang kita cari, terlebih lagi jika buku pekerjaan rumah kita tidak kita temukan.
c.    Berangkat Sekolah
Berangkat sekolah juga bisa mejadi penyebab konflik dalam diri kita. Misalnya : Jemputan datang terlambat, lalu-lintas yang macet, bis kota yang sangat penuh dan harus berdesak-desakan, motor atau mobil yang tiba-tiba mogok.

2.  Tiba di Sekolah
Di sekolah, potensi munculnya konflik terus bermunculan, baik yang berhubungan dengan teman, guru, maupun diri sendiri. Konflik yang timbul di sekolah lebih mungkin terjadi apabila sebelum tiba di sekolah, kita telah mengalami masalah-masalah terlebih dahulu, seperti yang telah di jabarkan pada bagian Berawal dari Bangun Tidur.


Wining menyatakan bahwa persoalan-persoalan yang berpotensi menimbulkan konflik di sekolah antara lain sebagai berikut.
a.   Terlambat masuk sekolah
b.   Tidak membawa PR
c.    Teman
Pamela Espeland menyatakan bahwa terdapat 8 langkah penyelesaian konflik yang dapat kita lakukan apabila terjadi Konflik dengan teman, yaitu :
·       Tenangkan diri
·       Paparkan konflik
·       Paparkan dengan Jelas apa yang menyebabkan Konflik
·       Ungkapkan perasaan-perasaan yang muncul akibat konflik
·       Dengarkan dengan Cermat dan penuh rasa Hormat pada saat teman sedang berbicara
·       Diskusikan penyelesaian konflik
·       Cobalah penyelesaian itu
·       Kalau sebuah penyelesaian tidak berhasil dengan baik, cobalah penyelesaian yang lainnya



3.   Kembali ke Rumah
John W.Santrock melihat bahwa terjadinya konflik dengan orang tua memang meningkat pada saat seorang individu memasuki masa awal remaja. Ia melihat bahwa konflik yang terjadi antara orang tua dan remaja antara lain disebabkan oleh bagaimana remaja melihat permasalahan sebagai masalah pribadi,sementara orang tua melihatnya dari sisi yg lebih luas.
Jalan keluar dari seluruh persoalan yang sering dihadapi adalah persiapan yang matang ,pembiasaan diri untuk tidak menunda-nunda pekerjaan dan berpikir positif. Apabila kita kita mengambil jalan keluar tersebut ,maka potensi timbulnya konflik dalam diri dan lingkungan sosial akan kita hindari dengan maksimal.











Kesimpulan

·       Konflik merupakan suatu kondisi dimana terjadi pertarungan fisikologis dalam diri manusia yang terjadi secara tidak sadar dan berasal dari munculnya sikap oposisi dari pihak lawan.
·       Di satu sisi, konflik merupakan warna yang hadir sebagai akibat dari proses interaksi yang kita lakukan setiap hari, baik itu didalam lingkungan keluarga, sekolah, atau pun lingkungan sepermainan.
·       Konflik juga merupakan suatu hal yang sedapat mungkin harus dihindarin, karena akan merusak hubungan sosial yang tercipta antara yang satu dengan yang lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar